CERITA DEWASA META MOLEK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META MOLEK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META MOLEK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak72 Seusai demikian lama saya tekuni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak kepuasan duniawi yang saya capai, selanjutnya ada pula rasa was-wasku. Hati was-wasku muncul terutama jika Duta ada dari Jakarta lagi saya tidak dapat melayaninya di dipan karena kodratku jadi wanita yang wajib terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Sedang Mas Pujo sebab setiap hari ada disisiku saya tak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan pahami situasiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk memberi peluang di Duta memberi kepuasan dianya sendiri"meniduri" diriku kalau Duta mau pergi rada lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo ingin dinas luar. Ada hasratku untuk mengusahakan alternatif peranku menjadi isteri buat mereka berdua waktu-waktu tamu"jepang" itu tiba. Impian itu demikian besarnya menghimpit jiwaku karena didorong rasa sayangku di ke-2 nya.


Seusai mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat mengaktualkan hasratku itu pada akhirnya juga ada. Secara ketepatan saya lagi mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan selaku isteri bos saya lumayan mengontrol jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi tidak tahu sesudah hadirnya Duta saya jadi bertambah PD serta dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri seseorang pimpinan menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya tidaklah terlalu putih seperti wanita Manado secara umum namun justru dekati mulato namun terlihat bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, serta bodinya cukup ramping walau sudah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tak seperti wanita yang sudah memiliki anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia tergolong tidak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar juga bertambah besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku meskipun ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar jika dikantor ini Mbak tergolong orang yang semlohai (semok molek aduhai) biarpun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya memohon.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu  buang waktu wong gak dapat disebarkan" jawabku sembari ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, kalaupun sebatas ML selalu tuntas ya biasa jeng tetapi ada langkahnya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Amat sekali ya kadangkala 2x Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta melakukan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Selalu usai ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, harusnya kan ada pemanasan, permainan lagi pendinginan dan apa jeng Meta terus bisa menggapai pucuk?"


"Itu Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Selalu"


"Ya apabila sudah demikian paling saya yang sensitif serta kebanyakan hanya dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach tersebut jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk bahkan juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan parasnya terlihat terpukau dan terlihat rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dilaksanakan secara benar dan senang dapat bikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada badan kita jadi intensif" lanjutku memaparkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" sindirannya.


"Maka dari itu saya katakan, walaupun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Juga.." jelasku berencana memancing reaksinya.


"Juga apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Juga bila jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belumlah pasti ingin" lanjutku sembari berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan usainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik setiap waktu pengen komunikasi kujawab ya sewaktu-waktu. Juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu seterusnya di saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar ada dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud memberikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, karena saya dan Duta hampir sudah telanjang jadi Mas Pujo yang mengangkut telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, pengen berbicara dengan Mbak Rien..? Sesaat ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau melepas pelukannya padaku. Sesungguhnya jalan cerita ini saya yang buat, karena saya mau Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali omongan.


Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya menyentuh percakapan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mengimplementasikannya berdua. Meta ingin tahu periode saya serta Mas Pujo ingin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuman dapat bila orangnya itu Meta, lain tak lagian cuman sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami seluruh sedang tidak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami cuman berdua kok, tidak boleh cemas kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak namun janji lho.. tidak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya menyudahi penuturan.


Kemudian kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang hendak terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu cuman gunakan piyama tanpa dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana cukup ketat maka dari itu dadanya yang membusung nampak buram namun saya meyakini lelaki mana pun akan ingin tahu mau ketahui didalamnya, ditambah dengan kancing depan serta belahan dada yang cukup kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya menyentuh kasus dipan, Mas Pujo bisa menyaksikan ekspresi wajah Meta yang jemu tahu bila dia mulai juga kepancing birahinya. Lantaran perkataan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak menjelaskannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta resah.

CERITA DEWASA META MOLEK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengin berpamitan" pintanya tetapi matanya tampak sayu.


"Gak boleh dahulu ujarnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sembari menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo dan kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari memegangku, kami berciuman, dan sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat bab kami, walau begitu saya melaksanakannya secara halus dan berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami mengerjakannya jeng," kataku memperjelas seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergeser.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi selekasnya merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas trik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas cuman dapat memamerkan metode pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh tindakan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya beralih ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dilaksanakan di sofa tempat tamu, sembari duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama sama hirup (kepentingan bersilat lidah memang Mas Pujo benar-benar terampil). Sehabis nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar lagi lepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah ke belahan dadanya yang sekal.


Tanpa tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta karenanya tampaklah buah dada Meta yang kuat dan melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta memulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo jadi berikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya telah mulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga situasi kelihatan redup serta semakin romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bergantung pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya udah terlihat menunjuk lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah maka dari itu bugil Meta masih tenang karena kemungkinan lihat Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar selalu menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau gak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya berikan code pada Duta, waktu itu Mas Pujo sudah mencelupkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhambat pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang cantik dan merekah merah maka dari itu membantu buat penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kesenangan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak menduga kalau ada penggantian status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak dan bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak ingin" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, tengah Duta langsung menggembok kaki Meta karena itu Meta cuman dapat mendesis serta ingin berontak namun karena gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga sampai.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur bahkan juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat tidak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa karenanya perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sekalian pengin berontak namun penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia gak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sembari kukedipi Mas Pujo untuk persiapan mengambil alih statusku.


Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok seperti ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya dan semakin keras kocokannya, penanda ingin capai orgasme karena itu cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada berikan peluang di Meta buat mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta lihat seluruhnya sembari mendelik mengendalikan nikmat karena kocokan Mas Pujo. Sehabis nyaris 1/2 jam mereka sama sama lecut selanjutnya mulai ada pertanda Mas Pujo serta Meta dapat gapai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang buat ambil napas sekalian kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sembari tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih tetap tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, barangkali belum biasa namun lalu dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta membawa Meta pulang lagi Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya anyar kali inilah merasakan multiorgasme yang sampai kini cuman impian saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Sehabis mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ucapnya mereka tidak mengandaikan wanita lain sejauh ini karena sesungguhnya sejauh ini mereka telah berasa cukup hanya serviceku. Tetapi kemunculan Meta membuat mereka lebih berbahagia. Serta sepanjang 3 hari mereka berdua selalu bisa memberikan kepuasan Meta juga saat hari diakhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main hingga sampai 4x. Menjadi isteri saya masih tetap resah memandang keperkasaan mereka berdua, tetapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sekarang hampir 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tiada Jhony kerjakan ini. Meta lebih rajin memiara dianya dan dia semakin berbinar dia amat mencintai Mas Pujo biarpun begitu kami seluruhnya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku untuk ML namun memohon maaf saya gak bisa dikarenakan saya cuman dapat untuk Dutaku dan Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya gak mereka kehendaki pun namun sebab telah terlanjur karenanya kami setuju melanjutkan entahlah sampai kapan yang pasti kami sama sama menyayangi

Post a Comment

Previous Post Next Post